Kamis, 20 Oktober 2011

Tidak Ada Jual Beli Virus


Benarkah para peneliti virus di Indonesia suka membawa hasil penelitiannya untuk kepentingan pihak lain? Menteri Kesehatan baru dan mantan menkes kompak membantahnya.

Tudingan jual beli virus muncul sesaat setelah nama Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk secara mengejutkan oleh Presiden SBY sebagai menkes.

Endang dikabarkan pernah membawa 50 sampel virus H1N1 ke luar negeri sehingga sempat dimutasi, meski kabar tersebut telah dibantah oleh mantan Menkes Siti Fadilah Supari dan Endang sendiri.

"Tidak, tidak ada itu," sergah Siti Fadilah sambil menggeleng-gelengkan kepala sesaat setelah acara sertijab yang berlangsung di Depkes.

Sesaat kemudian Endang membantah bahwa tidak ada virus yang diperjualbelikan, hal ini menurutnya hanya pelintiran dari wartawan saja dan virus juga tidak laku jika dijual.

Lebih lanjut Endang menambahkan bahwa dirinya hanya membawa virus tersebut untuk diteliti lebih lanjut di sana.

Sebenarnya tidak mudah untuk membawa virus ke luar negeri karena pengiriman ini sangat terlindungi, benar-benar harus lengkap siapa pengirimnya dan ditujukan kepada siapa serta adanya pengawasan yang ketat.

Lebih lanjut Endang mengakui bahwa dirinya memang dekat dengan Namru, "Saya juga dekat dengan NIID dari jepang, dekat dengan China karena ada penelitian mengenai malaria dan kedekatan ini sebagai peneliti dan berbasis kerjasama. Sama seperti saya dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan POGI (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia)," lanjutnya.

Endang juga menambahkan sebaiknya semua kerja sama jangan dibatasi hanya untuk beberapa penyakit tertentu saja. Tapi semua penyakit yang berpotensi menjadi sebuah pandemi, sebaiknya harus dilakukan kerja sama yang adil, setara dan saling menguntungkan.

"Kerja sama ini tidak harus selalu dengan Namru, tapi bisa juga dengan negara lain seperti Jepang, Cina, Inggris atau Australia," ungkap dokter lulusan Harvard ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar